Thantophobia

THANTOPHOBIA

"Gania!"
Seseorang memanggilku membuatku terhenti dan membalikkan tubuhku. Yap, dia Gibran. Lelaki yang akhir-akhir ini selalu mengganggu kegiatanku. Bahkan ia juga mengikutiku kemana pun. Sangat menyebalkan bukan?.
"Pulang bareng yuk" ucapnya  tersenyum manis padaku.
"Aduh, maaf, ya aku udah janji pulang bareng sama shilla"
"Yaaahhh... ya udah deh hati-hati ya"
Gibran langsung meninggalkanku sendiri yang masih mematung. Tak ingin lama-lama aku segera berjalan ke halte. Ya, kalian harus tahu aku hanya mencari alibi saja untuk menghindarinya.

----
Keesokan harinya...
Sudah jam istirahat tapi, Aku dan Shilla hanya duduk dikelas sambil memainkan ponsel masing-masing.
"Gan, beli minum yuk haus nih" Shilla bangkit dari bangkunya.
Setelah mengiyakan ajakannya. Kami berjalan ke kantin. Sesampainya dikantin.
"Gue ke Bu Mirna ya" ucapku pada Shilla.
Aku mengambil satu botol air mineral dan segera membayarnya. Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang. yaitu Gibran.
"Gania, aku mau ngomong sesuatu. Ikut aku sebentar"
"iiihhh... Gibran lepasin!" aku menarik tanganku yang tak dilepaskan juga olehnya.
Lalu ia berhenti di koridor yang tidak terlalu ramai seperti dikantin tadi. Dengan cepat aku menarik tanganku dari genggamannya.
"Gania"
Aku memalingkan wajahku. Ia melangkah lebih dekat ke arahku. Oh, tidak. Kenapa hatiku berdegup kencang berada di dekatnya?. Apakah ia bisa mendengarnya?. Semoga saja tidak.
"Aku suka sama kamu. kamu mau ga jadi pacar aku?" Gibran menggenggam tanganku yang kosong.
Seketika ingatanku kembali ke masa lalu. Teringat akan seseorang yang sangat ku sayang hingga akhirnya takdir memisahkanku dengannya. Aku selalu menghindari lelaki yang berusaha mendapatkan hatiku. Karna aku tak ingin masa laluku terulang. Tiba-tiba saja air mataku lolos dari genangan di kelopak mataku.
"Gania?" Gibran menyeka air mataku.
"GANIA!!" terdengar suara shilla meneriaki namaku.
Shilla sudah berada disampingku. Aku langsung pergi dari hadapan mereka karna tidak dapat menahan tangisanku.
"Apa yang lo lakuin?"
"Gue cuma nyatain perasaan gue doang kok. emangnya salah?" Gibran membela diri.
"iisshh... lo tuh kenapa sih bodoh banget? satu sekolahan juga tahu kalo Gania thantophobia" Shilla geram.
"Thantophobia?" Rei mengernyit.
"Ya, thantophobia yaitu seseorang yang takut atau trauma kehilangan orang yang disayangnya untuk kedua kalinya"
Gibran mematung mencerna penjelasan shilla.
"Saat Kevin pergi meninggalkan dunia. Gania menutup hatinya tidak ingin menjalin sebuah hubungan karna dia takut kehilangan lagi. Kevin adalah cinta sekaligus pacar pertama Gania" Shilla menjelaskan panjang lebar.

----


Sudah seminggu setelah Gibran menyatakan perasaannya padaku. Ia mulai terbiasa bersikap sebagai temanku dan Shilla. Aku lebih menganggapnya teman dan tidak lebih. Kami melakukan kegiatan masing-masing seperti kemarin-kemarin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Laskar Pelangi (Non Fiksi)